Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

SILATURAHIM


Di komunitas Tangan Di Atas (TDA), istilah "silaturahim membawa berkah" sudah menjadi salah satu "keyakinan" dalam hidup.

Saya pun meyakini hal tersebut. Itu kenapa, saya bersemangat hadir dalam forum-forum mereka, kendati rasa letih akibat kerjaan rutin di kantor terus mendera.

Sabtu-Minggu yang diamini banyak pekerja kantor sebagai "hari keluarga" pun, kadangkala saya "curi" untuk kegiatan-kegiatan silaturahim seperti itu.

Dan Jakarta, saya akui sebuah kota yang sangat kondusif. Untuk apapun. Untuk hobi, untuk bekerja, untuk berbisnis, untuk mengembangkan diri, untuk beraktualisasi, dan sebagainya.

Di kota ini saya banyak bertemu "keajaiban". Bertemu dengan orang-orang hebat, berkawan dengan teman-teman yang luar biasa.

Minggu lalu, melalui kemauan untuk bersilaturahim dengan Pak Thomas Sugiarto pada Sabtu sebelumnya --di kantor beliau--, saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Champion Champ bersama tim beliau. Dua hari satu malam di Ciawi. Dan untuk itu, "Jika Pak Fajar merasa Champion Champ tidak ada manfaatnya, tak perlu membayar", kata beliau. Saya sebenarnya sangat beruntung, karena sebenarnya kuota untuk acara tersebut sudah penuh. Tapi, Pak Thomas bersedia "menyisipkan" satu nama di sana. Nama saya. Tanpa saya minta.

Hanya sayang, karena suatu hal, justru saya yang terpaksa tidak dapat mengikutinya.

Sabtu kemarin, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah seminar wirausaha di Hotel Sahid Jakarta. Juga acara Penyerahan ISMBEA (Indonesia Small and Medium Business Entrepreneur Award) 2008 di hotel yang sama, pada malam harinya.

Alhamdulillah, kesempatan untuk acara yang seharusnya berbayar tersebut saya dapatkan secara cuma-cuma. Padahal, sebelumnya saya secara resmi mendaftarkan diri, dengan kesediaan ber-"investasi" --sebuah istilah untuk mengganti kata "biaya pendaftaran", karena mengikuti acara seperti itu memang merupakan investasi dalam bentuk learning, actuating dan networking--.

Lepas dari masalah gratis atau tidak, semua itu bagi saya adalah kemudahan. Toh seringkali kita melihat, uang tak bisa membeli sebuah kesempatan, bukan?
Dan kemudahan meraih kesempatan itu, semua terwujud karena adanya eratnya tali silaturahim.

Dari pertemuan dengan seorang kawan dalam acara tersebut pula, Alhamdulillah, hari ini saya berkesempatan untuk ikut sekaligus melakukan taping di Metro TV untuk acara "Golden Ways"-nya Mario Teguh. Luar biasa menurut saya, karena Mario Teguh sendiri merupakan salah satu sosok yang saya kagumi dan saya sering jadikan "panutan" terkait dengan prinsip-prinsip hidupnya.

Lebih beruntung lagi, saya diijinkan mengajak anggota tim saya di kantor. Sungguh, sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya bisa mengajak teman-teman satu tim guna mengembangkan diri. Beberapa waktu lalu, saya berhasil meyakinkan atasan untuk mengikutkan mereka pada seminar-seminar Andrie Wongso, James Gwee, Tung Desem Waringin, Reza M Syarief, dsb. Juga memberi "pengalaman-pengalaman baru" kepada mereka melalui kegiatan-kegiatan yang mungkin selama ini belum mereka lakukan. Konferensi by YM! beberapa waktu lalu, presentasi di forum non formal, lepas dari agenda kantor, namun "menghasilkan" dan produktif juga bagi pekerjaan di kantor. Mengajak mereka ke forum-forum diskusi wirausaha, yang pada akhirnya memberi tambahan wawasan dan mindset yang baru di luar rutinitas kerja, dan sebagainya.

Proses demi proses dalam melakukan "branding" sebagai insan perbankan, juga coba saya tunjukkan kepada teman-teman. Mereka tahu persis bagaimana saya berproses ketika saya ingin menulis buku ataupun menulis artikel di media massa. Mulai dari darimana saya bisa kenal penerbit, dari mana saya memiliki ide, bagaimana mencari endorser, bagaimana "perjuangan" mendapatkan kata pengantar dari Safir Senduk, dan bagaimana saya seringkali "lupa diri" kalau lagi bersemangat.

Demi Tuhan dan Astaghfirullah, semoga ini bukan bentuk kesombongan diri. Saya hanya ingin mengatakan, saya berbahagia memiliki kesempatan, di mana kesempatan yang ada tidak hanya bisa dirasakan oleh saya sendiri. Saya bisa "menularkan" rasa bahagia ini ke teman-teman. Itu yang membuat saya semakin bahagia.

Kemudahan demi kemudahan yang saya dapatkan saat ini, tak ada yang lepas dari berkah sebuah silaturahim.

Saya berdoa, kesempatan demi kesempatan luar biasa akan terus menghampiri kami sekeluarga, sekaligus dapat "menularkan" berbagai kesempatan luar biasa tersebut kepada semakin banyak orang. Amien.


Salam,

Fajar S Pramono


Ilustrasi : http://demo.wanwas.org

0 komentar: