Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

BILANGAN ILMU --sebuah rumusan--


Membaca Ayu Utami, pencipta "Bilangan Fu" sekaligus penemu rumus "1 : a = 1 x a = 1, dan a bukan 1" (Bilangan Fu, 2008, hal. 14), di mana "Fu adalah dengan siapa Hu sebelumnya mengikatkan diri, sebelum radiasi memisahkan mereka" (ibid, 2008, hal. 524), saya langsung terinspirasi untuk membuat rumus tentang suatu bilangan.


Saya menyebutnya "bilangan ilmu". Saya tak tahu, apakah sudah ada yang "menemukannya" sebelum ini. Jika merujuk makna rumus yang akan saya perkenalkan, tentu ini bukanlah "barang baru". Tapi, bentukan rumusnya, bisa jadi ini ide orisinil.

Rumusan tentang bilangan ilmu :


1 - a > 1 dan 1 : a > 1



--- rumusan pertama, yakni 1 - a > 1 ---

Jika Ayu Utami berusaha menjawab "bilangan apakah a?", maka saya tidak peduli "siapakah a". "a" boleh bilangan seberapa kecil, sekaligus boleh seberapa besar. Bebas, tak berbatas. Maka tak perlulah Anda risaukan "a".

Bilangan ilmu saya adalah sang "1". Ilmu itu sendiri.

Apa makna 1 - a? Artinya, kalau ilmu yang kita miliki kita berikan atau "diambil" oleh orang lain, maka ilmu kita tidak akan berkurang. Bahkan akan bertambah.

Dalam rumusan asli matematika, untuk menghasilkan 1 - a > 1, maka a harus bersifat negatif. Contoh : 1 - (-1) = 2. Atau 1 - (-0,5) = 1,5.

Simbol negatif (minus), adalah simbol orang atau manusia yang butuh ilmu. Haus ilmu. "Kekurangan" ilmu. Karena di situlah ilmu akan menjadi benar-benar bermanfaat. Di situlah sang ilmu akan menemukan eksistensi alamiahnya.

Ilmu memang akan jauh sangat bermanfaat jika diberikan kepada orang yang "haus", di mana orang tersebut akan dengan senang hati menerima masukan.


--- rumusan kedua, yakni 1 : a > 1 ---

Angka "1" adalah ilmu. Bagaimana jika ilmu yang kita miliki, kita bagi kepada orang lain? Sama dengan ilmu yang kita berikan pada orang lain, ilmu yang kita "bagi-bagi" tidak akan berkurang sedikitpun dari kita. Justru kata bijak selalu meyakinkan kita, bahwa ilmu kita akan bertambah jika dengan ikhlas dan sukacita kita bagikan dan sebarkan ke orang lain.

Bagaimana dengan rumusan asli matematika-nya? Untuk bisa menghasilkan angka yang lebih besar, maka angka 1 harus dibagi dengan pecahan atau angka berapapun yang lebih kecil dari angka satu. Contoh : 1 : (1/2) = 2. Atau 1 : (1/4) = 4. Atau 1 : (3/4) = 1,33.

Pecahan ataupun angka yang belum genap menjadi "`1" adalah simbol kepemilikan ilmu yang "belum utuh" dari seseorang. Artinya, sekali lagi, seseorang tersebut memang membutuhkan tambahan ilmu untuk "menggenapkannya". Membuatnya jadi "utuh". Membuatnya jadi "satu".


--- ....?!"&%^(#)@_*.... ---

Mengacu pada petuah bijak yang selama ini telah kita ketahui bersama, maka rumusan itu setidaknya bisa menjadi formula yang mudah dan tepat untuk dijadikan pengingat sekaligus peyakin diri, bahwa ilmu kita tidak akan berkurang sedikitpun jika kita berikan atau kita bagikan kepada orang yang memang membutuhkannya. Bahkan jikapun dengan jalan "dicuri" oleh orang yang membutuhkan tersebut.

Ilmu kita justru akan bertambah. Kita justru akan semakin "kaya". Bahkan saya mempercayai hal tersebut sebagai "Hukum Tuhan".

Jika dianggap berlebihan, saya mohon maaf. Jika dianggap ngayawara (mengada-ada), saya mohon disadarkan. Jika dianggap saya menulis ini dalam ektase tidur dan dalam kubangan mimpi, mohon dibangunkan.

Bagi saya, " 1 - a > 1 dan 1 : a > 1" adalah rumusan "master piece". Saya mendapatkannya ketika saya membaca "Bilangan Fu"-nya Ayu Utami sembari melakukan ritual di dalam kamar mandi (sorry, Ayu!), Ahad tanggal 10 Agustus 2008, antara pukul 09.00 - 09.30 WIB, di rumah dinas Jl. Pramukasari IV Blok B No. 21, Jakarta Pusat.

Tolong kabari saya, jika Anda memang sudah pernah melihat atau membaca rumusan seperti di atas sebelumnya. Saya akan mencoretnya dari ke-masterpiece-an saya, semata karena memang keterbatasan saya untuk mengetahuinya.


Salam,

Fajar S Pramono

Ilustrasi : www1.istockphoto.com

0 komentar: