"
Ada tiga hal yang mendorong orang untuk sukses dalam berkarya : pernah mengalami kegagalan atau kekecewaan, komitmen yang kuat, dan mencintai apa yang dikerjakan."
Begitu kata Sang Begawan Perubahan, Rhenald Kasali pada
endorsement buku "
RENUNGAN IDA ARIMURTI; Membuat Hidup Jadi Lebih Berarti", Penerbit Hikmah, Juli 2008.
Ida Arimurti sendiri adalah seorang perempuan penyiar dengan jam terbang 25 tahun, dan saat ini mengelola sekaligus membawakan sendiri acara bertajuk "Renungan Ida Arimurti" di Delta FM setiap pukul 16.00 - 20.00 WIB.
Saya yakin tak ada yang akan menggugat apa yang dikatakan Rhenald.
Lanjutannya, "
Saya tidak tahu apakah Ida pernah kecewa sehingga kariernya berkembang di corong radio dengan begitu mengesankan, tapi saya tahu ia begitu mencintai profesinya dan mempunyai komitmen yang luar biasa."
Artinya, di antara tiga "kunci sukses" yang dikatakannya, Rhenald "baru" yakin terhadap dua pendorong sukses Ida : mencintai pekerjaan dan adanya komitmen yang tinggi.
"Hanya" dengan dua pendorong saja, Ida dinilai telah sukses luar biasa sebagai penyiar.
Saya yakin, jika kita memiliki salah satu pendorong semangat di antara ketiga pendorong tadi, maka kesuksesan bisa menjadi milik kita. Memiliki dua pendorong, tentu lebih baik dibanding hanya memiliki satu pendorong. Bagaimana kalau ketiganya kita miliki?
Tentang kekecewaan atau kegagalan, tak perlu lah diistilahkan dengan "dendam", meskinpun dendam terhadap kegagalan bisa dikategorikan "dendam positif". Intinya, belajar dari pengalaman yang kurang baik, dan tak ingin pengalaman itu terulang.
Tentang komitmen, tak usah lah saya mengulang. Beberapa posting terdahulu telah memberi contoh, bahwa komitmen (beiringan dengan konsistensi) merupakan kunci sukses yang sangat menentukan.
Tentang cinta pekerjaan, juga sudah jelas. Beberapa kali saya posting masalah
passion dalam menggapai kesuksesan. Jika apa yang kita kerjakan memang merupakan
passion kita, sesuatu yang memang kita sukai, maka Insya Allah hasilnya akan lebih baik. Karena memang sangat menyenangkan, apa yang disebut "bekerja dengan cinta".
Salam,
Fajar S PramonoIlustrasi : www.pde.state.pa.us
0 komentar:
Posting Komentar