Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

PERGESERAN MINDSET


Sampai dengan saat ini, keluarga besar saya (dari garis keturunan bapak ibu saya), seolah (masih) ditakdirkan jadi pekerja. Bapak dan (almarhumah) ibu adalah guru. Pendidik. Anak pertama (kakak) kerja di BUMN terbaik versi Majalah Investor tahun 2007. Anak kedua alias saya kerja di The Best Bank kategori bank pemerintah tahun ini versi majalah yang sama. Anak ketiga kerja di perusahaan otomotif terkemuka, tak tahu rangking berapa di negeri ini. Anak keempat kerja di salah satu perusahaan multifinance terbesar juga. Bukan narsis, tapi Alhamdulillah.

Inti yang mau dikemukakan adalah : kami (masih) merupakan keluarga pekerja.

Tapi, beberapa tahun belakangan ini ada yang cukup menyenangkan menurut saya.

Apa itu? Kakak saya, saya sendiri dan juga adik saya hingga saat ini terus "kebingungan" mencari kegiatan sekaligus sumber penghasilan lain, tapi bukan dalam konteks sebagai pekerja. Ya, kami semua mempunyai keinginan yang sama : membuka usaha! Artinya, ada pergeseran mindset dari kami --anak-anak dalam trah Soepardino-- untuk memiliki aktivitas di kuadran B-nya Robert Kiyosaki.

Bukan apa-apa. Lingkungan masa kecil kami, tetangga-tetangga sekitar kami, hampir seluruhnya merupakan pekerja. Sebagian besar adalah guru. Hanya ada satu profesional (dokter), tapi si dokter pun tak sempat lama tinggal, digantikan (lagi-lagi) pekerja BUMN.

Saudara-saudara kami, baik dari Bapak maupun Ibu, yang masing-masing tak kurang dari "setengah lusin bersaudara", semuanya adalah pekerja.

Jadi, bisa Anda bayangkan, pola pikir dan karakter seperti apa yang membentuk kami hingga dewasa.

So, pergeseran pemikiran ke arah wirausaha adalah suatu prestasi tersendiri untuk keluarga kami. Alhamdulillah, beberapa unit usaha saat ini telah saya dan kakak miliki. Belum besar memang, tapi kami optimis akan menjadi besar.

Adik-adik yang kesemuanya bekerja, saat ini sedang merintis dengan melakukan layaknya feasibility study tentang jenis usaha yang menjadi minatnya. Yach, memang begitulah. "Otak kiri" kami memang tetap saja berjalan, kendati sudah banyak yang bilang, bahwa untuk memulai usaha, gunakan otak kanan!

Tapi, bagi kami it's okay. Bagi kami, berani tidak sama dengan nekat. Apalagi dengan sumber dana alias modal yang terbatas. Berani, adalah melangkah dengan pertimbangan. Nekat, adalah melangkah tanpa perhitungan.

Bagi kami, ini bukan sekadar "pembenaran", karena kami telah membuktikan untuk take action. Salahkan kami jika kami hanya berpikir, tanpa pernah berani take action.

Kami ingin menjadi orang yang berani. Otak kanan kami wajibkan untuk berfungsi, tapi jangan pernah tinggalkan otak kiri.

Kami punya prinsip seperti itu. Mungkin Purdie E Candra, Bang Jay (Zainal Abidin), Chairussalim, Budi Utoyo atau siapapun para penggerak pengusaha dengan "cara gila", tak akan setuju.

Tapi, inilah kami saat ini. Mungkin kami salah, tapi kami yakin masih benar. :)

So, please, beri masukan kepada kami.


Salam,

Fajar S Pramono

2 komentar:

Saya setuju Mas...
Mengawali dengan keberanian, lalu berpikir, dan lanjutkan dengan take action.
Bukankah ide cemerlang seringkali muncul di pikiran kita ?, tetapi jika kita tidak bisa mengaktualisasikannya , maka kita tidak akan beranjak ke manapun. Karena tiga tahap tersebut : keberanian, berpikir (ide cemerlang ), dan take action selayaknya sudah menjadi keharusan, maka pada akhirnya keberhasilan niscaya bukan lagi sekedar harapan. Mari kita pergunakan Pola pikir pygmalion. Dampak berpikir positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu pengharapan, keadaan, atau apapun, maka seringkali hasilnya akan betul betul menjadi positif. Jadi harapkan keberhasilan menjadi satu-satunya pilihan, tinggal seberapa tinggi keberhasilan yang akan bisa kita capai.
Beberapa postingan Mas Fajar, telah menggugah motivasi saya. Seorang sahabat saya di Gredik, beberapa minggu lalu menunjukkan Blog ini . Menarik !. Sayapun akhirnya mengikuti langkah dia : membuka Blog !.
Selamat menikmati pergeseran mindset.
Saya sampaikan titipan pesan dari Arthur C. Martinez :” Pertahankan sikap terbuka dan bersedia mencoba hal-hal baru ! ”.
Salam kenal
Asrul martanto.

 

Salam kenal juga, Mas Asrul Martanto.

Senang bisa berbagi. Komentar anda juga semakin menggugah motivasi dan kesadaran saya.
Thanks sudah sharing.

Oya, saya sudah buka blog Panjenengan. Bagus, Mas! Inspirational juga!

Terakhir, selamat dan terus nge-blog ya, Mas! Kita sama-sama jaga semangat. OK?


Salam,

Fajar S Pramono