Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

REKOMENDASI TENTANG "MEMBACA"


Nambahin postingan tentang meningkatkan hobi membaca, rasanya ada beberapa media yang bisa saya rekomendasikan.

Pertama,
jika Anda ingin "tergerak" lebih rajin atau hobi membaca, ada buku "santai" tapi "dalem" dari Mas Hernowo, Judulnya "Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza". Buku ini diterbitkan oleh Penerbit KAIFA, Februari 2003. Sekarang, entah sudah cetakan yang ke berapa. Ia tergolong buku best seller. Di situ kita disodori pemahaman akan pentingnya "mengikat makna", baik dari membaca maupun menulis.

Kedua,
jika Anda ingin bisa membaca cepat (speed reading), setidaknya ada dua media yang saya rasakan membawa pengaruh cukup baik terhadap kemampuan baca saya. Mudah-mudah juga untuk Anda.
(1) Buku SPEED READING; Cara Membaca Cepat dan Efektif terbitan Gramedia Pustaka Utama. Penulisnya, Soedarso. Diterbitkan pertama kali tahun 1988, dan --lagi-lagi-- saya tak tahu saat ini sudah cetakan ke berapa. Yang pasti, buku yang saya miliki adalah cetakan kesembilan, Mei 2001.
Bahasanya enak, karena ditulis oleh "orang kita" sendiri. Penulis "domestik". Tentu saja sangat lain dengan karya terjemahan yang seringkali "membingungkan". :)

(2) CD Interaktif SPEED READING; Melejitkan Kemampuan Membaca Cepat, yang diluncurkan oleh Trustco Multimedia. Saya mendapatkannya pada saat Pesta Buku Jakarta 2008 lalu. Isinya cukup "asyik". Menarik diikuti, karena ada tes-tes untuk mendiagnosa kemampuan baca kita, sekaligus latihan-latihan untuk meningkatkannya.


Ketiga,
jika Anda ingin menggugah kesadaran diri akan "betapa penting dan berharganya buku sebagai jendela dunia dan pembuka cakrawala", saya merekomendasikan sebuah buku bagus. Sangat bagus malah, menurut saya. Judulnya BUKUKU KAKIKU. Diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2004, dalam rangka 30 tahun Penerbit Buku Gramedia.
Ada 24 penulis yang berkontribusi di buku itu. Mulai dari Ajip Rosidi, Asyumardi Azra, Budi Darma, Daoed Joesoef, Frans Magnis-Suseno, Fuad Hassan, Jakob Utama, Melani Budianta, Remy Silado, Sindhunata, hingga Yohanes Surya.

Bukan promosi, tapi jika ada waktu, ada baiknya dicoba untuk membaca. Semata untuk bersama membangun budaya baca di antara kita. Karena saya yakin seyakin-yakinnya, sangatlah banyak manfaat membaca daripada tidak membaca. :)

Pokoknya, IQRO'!


Salam buku,

Fajar S Pramono

4 komentar:

he 3x. wah, belum2 sudah ditebak lagi jk aku mau ikut lomba. jujur, aku beli buku itu sebenarnya aku sediakan untuk teman2 di komunitas ciputat, biar mereka bisa ikut lomba.

tetapi, ironisnya jika mereka aku suruh meresensi novel, mereka sama angkat tangan. akhirnya --daripada nganggur... gak ada yang mau buat, akhirnya aku iseng2 buat. padahal, novel itu sudah aku beli dan baca empat bulan yang lalu....

Tragisnya lagi, novel itu terbit tahun 2007, tak ada media yang mau muat. maka, aku hanya berharap smg aja besok minggu, ada keajaiban! Ada media yang mau muat resensi ISTANA KEDUA! selain itu, aku juga lagi nunggu esai-ku KEMATIAN (SEJARAH) NOVEL (?) yang sudah sebulan lalu aku kirim SINDO tapi belum ada kabar....

Jadi, minggu besok (27 Juli 08) aku menunggu 2 keajaiban dari dua tulisan-ku itu!!!!

nb: AKU BENAR2 SALUT SAMA SAMPEYAN, SELALU POSTING TULISAN HAMPIR TIAP HARI....... KONSISTEN

 

Hehehe... Itulah "manfaat" ngikutin perkembangan buku. Bisa jadi "tukang ramal". Bahkan, kalo boleh meramal, resensi itu kandidat juara, Mas!

Swear, resensi Sampeyan bagus banget.

Btw, soal lomba, bukannya tidak harus dimuat di media? Seingetku, minimal memang ada di blog. So, aku pikir tetep memenuhi syarat.

Tentang hal lain, gimana caranya aku yang di Jakpus ini bisa jadi murid Ciputat, Bos? Serius ni...


Salam,

Fajar S Pramono

 

wah, saya jadi malu sama sampeyan. soal-nya soal menulis buku, saya harus belajar dari sampeyan....

 

Halah, itu tak seberapa. Bukan tak bersyukur, tapi tingkat kesulitan menulis model Mas Nur jauh lebih sulit dibanding menulis sesuatu yang telah menjadi keseharian. Tanpa tuntutan estetika yang ketat pula...

Mas, aku masih ingin bisa meresensi dengan baik seperti Sampeyan. Ada ide supaya aku yang fulltime di kantor ini bisa belajar? Selama ini, saya hanya membaca karya, tanpa "teori" tertulis. Rasanya kok jauh dari maksimal...

Please, mohon advisnya.

Thanks, salam.

Fajar S Pramono