Kalau Anda rajin membaca Kompas, Anda pasti sudah menemukan judul di atas pada Kompas edisi kemarin, Kamis 24 Juli 2008. Tapi belum tentu juga, karena artikel itu ada di rubrik Ragam, yang seringkali dilewati karena sebagian besar (bahkan hampir seluruhnya) berisi iklan-iklan baris.
Saya merasa artikel ini bagus untuk mengingatkan dan menyentil kita yang hobi beli bukunya lebih tinggi dibanding hobi bacanya. Hah, maksudnya?
Maksudnya, gairah membeli buku seringkali tidak imbang dengan kemampuan menyelesaikan bacaan buku itu sendiri.
Lihat saja prolog artikel tersebut :
"Banyak orang yang mengakui bahwa dirinya lebih senang membeli buku ketimbang membacanya. Tanpa terasa, koleksi buku yang ditumpuk telah menggunung dan semakin sulit untuk dihabiskan. Apakah hal ini juga dirasakan oleh Anda?"
Terus terang, saya merasakannya. Bukan gairah membaca sebenarnya yang kurang bagi saya, tapi kadang kesempatan untuk lebih banyak membaca yang terasa minim. Walhasil, kemauan beli buku layaknya deret ukur, sementara kemampuan menyelesaikan alias membacanya layaknya deret hitung. Perumpamaan yang... ceile! Berlebihan kaleee... hehe.
Tapi begitulah.
Lalu, seperti apa tips yang diberikan oleh artikel tadi?
~~1 Bepergian dengan buku.
Intinya, biasakan membawa minimal satu buku kemana pun kita pergi. Sisipkan dalam tas kita, atau taruh beberapa buku dalam mobil kita.
Buku-buku itu akan bisa menjadi teman manakala kita harus menunggu sesuatu atau seseorang, mengisi waktu dalam perjalanan naik bus umum, selagi pingin nyantai di warung kopi, lagi potong rambut di salon, atau bahkan menunggui istri belanja.
Tentang ini, saya pernah "mendirikan perpustakaan kecil" di mobil saya sewaktu saya bertugas di Gresik. Di dashboard belakang Prestige tahun 88 saya (eh, ada nggak sih, istilah "dashboard belakang"? Hehe...), berderet puluhan buku, yang pada akhirnya tidak saya nikmati sendiri, tapi juga jadi "pusat peminjaman buku" bagi teman-teman di kantor.
Sekarang, di mobil paling-paling hanya ada satu atau dua buku. Alhamdulillah-nya, kebiasaan membawa buku ini sudah diikuti oleh anak saya yang saat ini sudah kelas B di TK-nya. Dia mulai "mewarisi" kebiasaan ini.
~~2 Membuat daftar buku yang ingin dibaca.
Buat daftar buku yang menarik untuk dibaca, sekaligus bikin daftar buku yang sudah dibaca. Ini untuk selalu mengingatkan, bahwa kita punya "pe-er" untuk menyelesaikan acara "santap buku" dari buku-buku yang ada. Tips ini juga diharapkan bisa menjaga antusiasme, karena kita memiliki prioritas tentang buku yang akan dibaca.
~~3 Tentukan lamanya waktu yang akan digunakan untuk membaca sebuah buku.
Kenapa ini perlu? Tips ini layaknya "target" yang harus kita penuhi sendiri. Seperti saya, seringkali "nafsu besar tenaga kurang". Atau, "nafsu besar kesempatan kurang".
Saya yakin "target" ini sangat bisa kita penuhi jika kita komit. Bagaimana tidak, lha wong kita sendiri yang menentukan "target" itu... Iya nggak?
Kalau kesempatan kita hanya 30 menit sehari, ya sesuaikan "target" tadi dengan kondisi kita yang hanya bisa membaca dalam durasi waktu itu perharinya. Tak usah muluk-muluk, tapi realistis. Ini akan membuat kita lebih semangat, dibanding keinginan agar buku terbaca secepatnya.
~~4 Buatlah strategi membaca.
Dalam tips ini, strategi membaca ada dua. Pertama, memilih fokus pada satu buku hingga selesai membaca. Ini untuk meminimalisir godaan membaca buku yang lain, sementara buku pertama belum tuntas dibaca. Kebiasaan, jika kita sudah melirik buku lain yang kita anggap lebih menarik, kita tidak akan menyelesaikan bacaan buku yang pertama tadi. Bahkan sangat mungkin, buku kedua pun tak akan tuntas, karena kita bisa saja tergoda buku yang lain lagi dalam "perjalanan" membaca buku kedua tadi.
Strategi kedua, sengaja memilih membaca beberapa buku sekaligus. Biasanya, ini dilakukan untuk mengusir perasaan bosan terhadap suatu tema buku tertentu. Karenanya pula, buku-buku yang diputuskan untuk diselesaikan dalam waktu yang sama itu biasanya berbeda dari segi topik buku. Buku ekonomi makro, dijejerkan dengan buku motivasi, sekaligus dengan novel.
Tapi, jujur saja, ini pun tak gampang. Pertama, daya ingat kita harus luar biasa. Karena, keberadaan tema yang "melompat-lompat" cenderung membuat kita "lupa" akan bagian-bagian awal buku yang sementara kita "tinggalkan". Sementara, sistematika buku telah dibuat sedemikian rupa sebagai sebuah "urutan" agar pembaca lebih mudah mencerna isi bukunya. Seringkali kita harus mengulang beberapa bab sebelumnya ketika kita kembali menekuni buku yang sempat kita tinggalkan.
Kedua, dengan gaya penulisan yang berbeda-beda, tentu membutuhkan penyesuaian yang luwes juga dari kita pembaca. Dan ini tidak gampang. Kecenderungan dalam membaca, pembaca yang tekun akan "terseret" oleh genre dan gaya bahasa penulis, yang bisa saja "mengganggu" kemampuan sekaligus kecepatan baca seseorang. Walhasil, "pusing" lah awak! :)
~~5 Mulai dari hal yang kecil.
Maksudnya, tak perlu terlalu "ambisius" dalam "belajar membaca". Mulailah dari buku-buku yang tipis, ringan tema, dan yang pasti menarik bagi kita. Jadikan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tidak membebani. Jadikan membaca sebagai sebuah "cemilan" yang enak untuk dinikmati.
Jika sudah menjadi "kebutuhan", maka buku-buku yang lebih tebal, lebih "berat" temanya dan yang mungkin sesungguhnya kurang menarik bagi kita, bisa kita selesaikan tanpa beban. Karena membaca bukan lagi merupakan "paksaan" dari luar diri, tapi merupakan "kebutuhan" yang meniscayakan pemenuhan.
Nah, itu semua adalah "pemekaran" artikel di Kompas tadi. Kenapa "pemekaran"? Ya, karena awalnya, maksud saya adalah meringkas. Tapi beginilah saya : maunya meringkas, tapi hasilnya lebih panjang dari yang mau diringkas! Hahaha.. "penyakit", memang!
Mudah-mudahan bisa bermanfaat, terutama untuk saya sendiri! :)
Amien...
Salam buku,
Fajar S Pramono
Foto : http://nutrisibalitacerdas.com
4 komentar:
Yup, setuju, jadi ingat di rak masih banyak buku yang belum terbaca nich. Makasih pak sudah ngingetin biar cepet2 dibaca bukunya.
Belum lagi di Harddisk menumpuk ebook-ebook yang didownload dg penuh semangat, tapi blm sempat juga membacanya. :-)
Nambahin tips Pak, isi HP dg ebook-ebook yg ingin dibaca, shg saat ada waktu luang di mana saja, bisa buka HP buat membaca buku.
Salam Kenal Pak & FUNtastic
Fuad Muftie
http://fuadmuftie.wordpress.com/
Alkhamdulillah Mas,dengan membaca paling tidak saya telah mendapatkan banyak ilmu,apalagi yg besar sudah lancar membaca, kalo pas ke Surabaya pasti ta sempatkan ke toko buku, kebetulan di gresik jg ada adiknya Gramed Must,di rak-rak jg bersebaran buku-buku,kalo lagi suntuk kerjaan jg larinya mbaca buku (hari kemarin krn habis kena semprot big boss nyari masjid sambil bawa & baca buku,kebaca habis 200 hal.... :-))yg ini jgn ditiru he...he...he....
@ Mas Fuad Muftie :
Salam kenal kembali. Alhamdulillah, kalo posting ini bisa "mengingatkan".
Tips seputar e-book di HP, yup, giliran saya yang setuju! So, tambahan tips diterima. :)
Kalo punya tips lain lagi, sharing ya, Mas! Thanks a lot.
Salam FUUUNtastic,
Fajar S Pramono
@ Mas Nanang :
Weleh-weleh.. kebiasaan lama masih dipelihara to? Mbolos di masjid? Hihihi... jadi inget. Mesjid Petro is the best mosque for... sleeping! Hehe...
Tentang hobi baca, mudah-mudahan kita terus termasuk golongan yang mendapat manfaat dari membaca. Amien.
Salam buat Daffa dan Chitta, Mas!
--Fajar S Pramono--
Posting Komentar