Ini tulisan iseng. Tapi bisa diseriusi juga sebagai wacana
passiva income.
Alkisah, saya punya kredit kendaraan bermotor. Saya beli di Medan, ketika ada kebutuhan transportasi tambahan untuk adik ipar yang bekerja. Rencana beli
cash, saya batalkan karena dananya saya cadangkan untuk persiapan kelahiran generasi penerus kami yang kedua. Haha, ini rahasia keluarga yang saya buka secara sadar! :)
Alkisah yang lain, sudah satu tahun ini buku saya beredar di pasaran. Konsekuensi positifnya, saya mendapat "penghasilan tambahan" berupa royalti dari penjualannya.
Beberapa hari lalu, saya menerima laporan pembayaran royalti yang kedua, karena royalti tersebut memang diberikan per semester. Jujur saja, bukan nggak butuh, nggak bersyukur atau "meremehkan" uang, saya tidak terlampau menganggap ini sesuatu yang sangat saya tunggu-tunggu, mengingat kebahagiaan terbesar saya dalam penulisan buku bukan pada adanya royalti, tapi dalam bentuk aktualisasi eksistensi diri, kesempatan berbagi, sekaligus pembuktian bahwa : saya bisa!
Eh, iseng-iseng saya hitung royalti saya dalam setahun. Saya bagi 12 bulan. Dapatlah "penghasilan" per bulan. Ketika melihat nilainya, wow, hampir persis dengan jumlah angsuran motor saya per bulan! Wah, saya baru nyadar. Berarti sebenarnya selama setahun ini dibantu oleh "buku" dalam pembayaran angsuran itu. Itu berati pula bahwa sebenarnya penghasilan tetap saya yang semula dijadikan dasar
Repayment Capasity tak berkurang! Wah, ternyata... haha.
"Konyol" mungkin, karena saya lagi "sadar" sekarang. Ternyata,
passive income memang menyenangkan! Yach, maklumlah, otak TDB (Tangan di Bawah) alias pekerja kan memang seringkali membuat "lupa" dan kurang sensitif dan kondusif bagi penciptaan sumber penghasilan lain, terlebih lagi yang berupa
passive income. :)
Ah, ternyata benar pula kata teman-teman, zona nyaman seringkali (atau lebih sering?) kurang terasa "asyik"-nya! Hehe..
Sudah ah, mau nulis buku lagi! Hahaha!
Semoga ada inspirasi di dalamnya.
Salam,
Fajar S Pramono
0 komentar:
Posting Komentar