Eits! Jangan keburu memvonis saya sedang marah, lantas berkata-kata kasar (
orang Jawa bilang sebagai ”misuh”), membodoh-bodohkan alias menggoblog-goblogkan orang dengan judul di atas!
Itu bukan GOBLOG, tapi
GO BLOG! Perhatikan, ada spasi di antara kata
GO dan
BLOG!
Hmm... nah! Mulai paham kan, arah posting kali ini?
Ya, kalau sekarang lagi tren tentang
GO GREEN, GO PUBLIC, GO INTERNATIONAL, maka para penggerak dan motivator dunia blog tak mau kalah :
GO BLOG!Gampangnya ya : ayo ngeblog!
Saya ”menemukan secara resmi” istilah ini di pengantar buku
Handbook for Blogger yang diterbitkan oleh Penerbit Maximalis. Penulisnya Michael Firewall. Menurut penerbit, Go Blog berarti kita membuka diri sekaligus menjual nama, minat dan skill kita.
Melalui buku itu pula, Michael Firewall (dan tentunya plus si penerbit) bermaksud menyebarkan virus ngeblog di kalangan masyarakat kita.
***
Bicara soal virus ngeblog, beberapa hari lalu saya ”ge-er”, ketika seorang kawan mengatakan, ”Wah, Mas. Sampeyan ini pembawa virus positif kok, Mas!”, ketika setelah beberapa waktu sebelumnya saya panas-panasin agar mau ngeblog.
”Ngeblog itu keren lho, Mas!” kata saya waktu itu. ”Bisa menyampaikan uneg-uneg atau apapun tanpa perlu diseleksi di sidang meja redaksi. Pendek kata : pasti dimuat! Haha...,” kata saya lagi. Saya berkata begitu, karena teman karib yang satu ini belakangan cukup rajin menulis untuk media massa, namun masih cukup banyak dari karyanya yang tidak dimuat oleh redaksi.
Akhirnya, Sabtu (28/06) lalu ia mulai ngeblog. Dan demi melihat isi blognya, bener-bener deh, ia bisa ”bebas” melontarkan segala uneg-unegnya. Dalam koridor yang tetap membangun dan beretika tentunya.
Kawan saya itu adalah Nanang B Setiawan, nama blognya adalah
Keluarga Kecilku, beralamat di
http://nanangbsetiawan.blogspot.com. Silakan mampir!
***
Saya sendiri mengakui, ada sesuatu yang mengasyikkan setelah memutuskan diri menjadi blogger. Yang pasti, berupa nilai positif.
Dan merujuk isi buku Firewall di atas, setidaknya ada empat nilai positif dari aktivitas
blogging. Firewall sendiri merujuk kesimpulan yang didapatkan oleh Oktavianus Ken Manungkarjono, seorang staf UPTB Psikologi UGM.
Pertama,
blogging bisa merangsang otak.
Kok bisa? Sebab, aktivitas dalam blog –mulai dari membuat
blog design sampai dengan menulis isi blog--, membutuhkan suatu proses mental yang melibatkan jutaan sel otak. Rangsangan ini mampu membuat jalinan sel yang jumlahnya lebih banyak dibanding otak yang tidak selalu dirangsang untuk berpikir. Bahkan sesungguhnya, --kata Dr. Marian Diamond--, dari lahir hingga mati, kemampuan mental otak dapat terus ditingkatkan dengan adanya rangsang dari lingkungan.
Kedua,
blogging bisa menyehatkan jiwa. Kalau yang ini, menilik kesimpulan dari Dr. Pennebaker. Ia mengatakan : dengan menuliskan perasaan-perasaan yang muncul, baik ungkapan motivatif, ungkapan kesenangan dan kebahagiaan, terlebih lagi jika ungkapan yang disampaikan bersifat keluhan, perasaan ”negatif”, belitan persoalan hidup, maupun adanya tekanan yang dirasa mengganggu kenyamanan, maka seseorang akan bisa merasa puas dan lega.
Inilah yang di maksud dengan katarsis; pembebasan, atau pelepasan-pelepasan ketegangan serta kecemasan. ”Pelampiasan” dengan menuliskannya di blog, tentu jauh lebih positif daripada ”pelampiasan” dalam bentuk tindakan yang anarkis.
Ketiga, blog sebagai media pembelajaran. Ungkapan yang disampaikan dalam blog pun, bisa menjadi wahana berkaca untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Kesan dan pendapat yang kita torehkan dalam blog, mencerminkan karakter dan kadar emosionalitas penulisnya. Dengan membacanya ulang, kita sudah belajar untuk lebih mengenal diri kita sendiri.
Belajar, juga bisa dilakukan dengan memperhatikan komentar atau solusi yang diberikan oleh orang lain atas tulisan kita. Melihat isi blog teman-teman yang lain, membaca pengalaman orang lain, tentu juga menciptakan pengetahuan yang baru bagi kita. Pengalaman orang lain yang baik, bisa memotivasi kita. Sebaliknya, pengalaman yang buruk, bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita, tanpa harus mengalaminya sendiri.
Keempat,
blogging bisa melatih perilaku afiliasi dalam interaksi sosial. Mengutip hasil penelitian Adi Onggoboyo : 58,29% dari sampel penelitiannya mengatakan, komunikasi melalui blog membuat antar blogger merasa lebih cepat akrab, tanpa harus didahului dengan pertemuan fisik.
Nah, rupanya, ngeblog yang bagi sebagian orang (mungkin) adalah suatu ”keisengan”, ternyata memberi manfaat yang ”lebih” bagi jiwa.
Lantas, kalau kita semua sudah mengetahui, kenapa kita tidak mulai menyebarkan virus blogging ini kepada yang lain, dimulai dari orang-orang terdekat kita?
Salam goblog, eh, GO BLOG! :)
Fajar S Pramono***
Notes :
Adakah pembaca yang merasa aneh, ketika seorang Michael Firewall justru banyak mengutip penelitian ”orang-orang kita” alias orang Indonedia dalam bukunya kali ini?
Tak perlu heran, karena Michael Firewall adalah nama samaran dari Rulli Nasrullah, mantan jurnalis yang telah menerbitkan lebih dari 60 judul buku.
Ia adalah seorang blogaholic yang mengelola secara aktif 15 blog miliknya. Ia juga merupakan salah satu pendiri IMB (Indonesian Muslim Blog) di tahun 2003.
(Ilustrasi Yo Goblog Yourself diambil dari :http://i269.photobucket.com/albums/jj67/yogoblogyourself/yogobloggmail.gif.
Ilustrasi satunya : maaf, lupa sumbernya. Gpp ya?)
2 komentar:
wah, jadi semangat lagi nge blog!
go blog! he..he..he..he..
semakin tertantang adrenalin saya untuk segera bisa nulis buku.
hmmm... anda seorang banker, bisa. nyata anda seorang penulis, terbukti telah satu buku terbit atas karya anda.
dan, kenapa saya tidak?
harus bisa!
saya membaca blog ini, motivasi bangkit kemali. terimakasih.
salam kenal,
salwangga
Salam kenal juga, Mas Salwangga.
Wah, syukurlah kalo postingan saya bisa memotivasi. Btw, saya yakin nggak lama lagi buku Mas Salwangga akan terbit, dan... saya dikirimi gratis! Hahaha!
Pokoknya, go blog, Mas! Mari saling mengingatkan, agar api semangat ini tak pernah padam.
Salam blogger,
Fajar S Pramono
Posting Komentar