Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

BERPIKIR KRITIS MELALUI MILIS


Kemarin saya baca artikelnya Bu Eileen Rahman bersama Bu Sylvina Savitri dari EXPERD di Kompas (05/07/08).

Ternyata, ikutan mailing list (milis) itu banyak faedahnya bagi kemampuan berpikir kritis kita. Selama ini, banyak dari kita yang ikut milis “sekadar” untuk ajang bergaul, ajang “reuni”, ajang baca-baca informasi, ajang bertanya, namun tak sampai berpikir dalam mengenai manfaatnya bagi perkembangan otak.

Saya mencoba menyimpulkan :

---satu---
Kemauan untuk berpikir (salah satunya dengan aktif berbagi di milis) merupakan bentuk syukur atas anugerah Tuhan kepada manusia, yang diberikan otak super mulia dan begitu canggih. Tak ada makhluk lain yang mendapatkan anugerah serupa.

---dua---
Keaktifan di milis merupakan bentuk daya pikir yang semakin “advance”. Ingat kata Thomas & Smoot : “Good thinking is an important element of life success in the information age”. Semakin kritis pikiran kita, maka Insya Allah kita semakin “advance” alias matang dalam berpikir.

---tiga---
“Suasana” milis yang memungkinkan kita berbeda pendapat, beradu argumentasi secara positif, berpikir kritis atas pendapat orang lain, berusaha mencarikan solusi yang mungkin berbeda dari solusi orang lain, merupakan bentuk “revolusi positif” bagi kita yang mungkin pada masa kecil hingga remaja (masa sekolah terutama) dicekoki dengan aturan atau tata krama untuk menghindari perdebatan, tidak suka membantah dengan dali “menjunjung harmoni”, dan sejenisnya. Dari berbagai literatur yang saya baca, kondisi yang seperti itu memang kurang baik bagi upaya mengembangan pola pikir dan daya kritis manusia.

---empat---
Belajar obyektif. Di milis, kita harus fokus pada isu (tema), bukan pada orang (subyek). Ini merupakan landasan pengembangan sikap rasional, fairness, melatih keseimbangan dalam "memberi" dan "menerima", serta pengelolaan emosi. Bukan rasional, fair, legawa dan tidak emosional (asbun/asal bunyi) merupakan bentuk kematangan sikap dan berpikir yang semakin hari harus semakin kita miliki?

---lima---
Menghindari ”pengakuan sepihak” bahwa pikiran kita selalu benar. Padahal, di luar konteks keimanan/kepercayaan vertikal kepada Tuhan, ”kebenaran” terus berkembang. Di bidang teknologi misalnya, ”kebenaran” mengenai alat fotokopi tercanggih hari ini bisa jadi bukan lagi merupakan ”kebenaran: untuk tahun depan, karena adanya inovasi yang semakin canggih. Pun di bidang yang lain, seiring perkembangan ilmu pengatahuan dan pemahaman manusia. So, aktif di milis juga berarti kesediaan dan wahana untuk meng-up date ”kebenaran” yang terus berkembang, di luar konteks kebenaran Ilahiyah.

---enam---
Kegiatan berpikir kritis melalui milis akan bermanfaat bagi diri kita, lingkungan kita, dan bahkan mendorong pencerdasan bangsa. Luar biasa dan membanggakan bukan, jika kita bisa ikut andil memberi kontribusi positif bagi bangsa tercinta?




Maka, ayo! maju bersama, pintar bersama, salah satunya dengan ikut milis-milis terbaik. Cobalah! Saya sudah merasakannya.


Semoga menginspirasi,

Fajar S Pramono
(anggota berbagai milis dan forum/komunitas diskusi)

0 komentar: