Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

IMAJINASI LIAR INOVASI TEKNOLOGI : MEMBAYANGKAN MASA DEPAN


Judul Buku : Produk-Produk Edan di Masa Depan
Penulis : Benny S Wijaya
Penerbit : Rahat Books
Tahun : Cetakan I, Juni 2008
Tebal Buku : 156 halaman

***

Liar!

Istilah ini yang segera tercerap di otak saya manakala saya membaca buku Benny S. Wijaya ini. Keliaran imajinasi sang kreator yang juga seorang arsitek ini memang luar biasa. Ia mampu berpikir “out of the box” dalam konteks inovasi produk teknologi.

Dalam keseharian; imaji, lamunan, daya khayal dan sejenisnya sesungguhnya bukan hal yang terlampau istimewa buat siapapun. Terlebih bagi mereka yang relatif masih di bawah umur alias belia. Seiring perjalanan usia, yang –“sial” atau “beruntung”-nya(?)–semakin terjejal oleh berbagai permasalahan hidup, seringkali membuat seorang manusia tereduksi kemampuan imajinatifnya.

Apalagi, jika jejalan ajaran realisme yang mengajarkan kerealistisan hidup lebih mendominasi. Alhasil, segala sesuatu yang sempat menjadi khayalan semasa kecil atau muda, dianggap sebagai sesuatu yang absurd. Kata Asmuni Srimulat, “Sebuah hil yang mustahal!” Aha!

Buku Benny menjadi istimewa, karena ia tidak hanya mampu berkhayal. Ia bahkan bisa menceritakan secara detil khayalannya itu, bahkan dengan gambaran alias konsepsi desain yang dibuatnya sendiri!

Tampaknya ia memang terinspirasi khayalan Leonardo Da Vinci dan Fujiko F Fujio –sebagaimana pengakuannya di bab pendahuluan buku terbitan Rahat Books ini.

Da Vinci pernah bermimpi tentang manusia yang dapat melayang di angkasa dengan menggunakan parasut, juga menyelam dalam air dengan sebuah kapal selam.

Apa kenyataan yang ada saat ini? Ya, parasut terbang dan kapal selam telah menjadi produk yang bahkan untuk saat ini dianggap ”biasa-biasa saja”.

Bagaimana dengan mimpi Fujiko? Ia memang ”tengah” bermimpi, dengan personifikasi Doraemon sebagai reka ciptaannya. Anda kenal Doraemon, bukan?

Makhluk aneh berkantung ajaib dengan segala keluaran kantung yang juga serba ajaib itu, memang belum menjadi kenyataan. Tapi, apa yang tidak mungkin bagi manusia yang dirahmati otak untuk berpikir.

Pablo Picasso berkata, ”Segala hal yang bisa Anda bayangkan, sesungguhnya adalah nyata.

***

Lantas, seliar apakah imajinasi Benny?

Saya ambilkan 2 contoh saja. Itupun dari beberapa judul bab terdepan.

Bebi alias Becak Bionic misalnya. Bebi adalah becak tahun 2026. Tetap beroda tiga, –dua di depan dan satu di belakang–, hanya roda belakangnya relatif tebal, karena ternyata roda belakang itu bisa “diurai” menjadi dua ke kanan kiri manakala Bebi harus melawati jalanan berbukit dan bergelombang. Untuk menjaga keseimbangan, tulis Benny.

Pengemudinya? Robot, namun robot yang bisa diajak tawar-menawar harga. Alat bayarnya? Bisa dengan hanya mendekatkan kartu kredit kita ke mata si “abang becak” yang berbentuk piringan bulat. Kemudian, jika Anda sedang malas bertemu hembusan angin sepoi-sepoi ketika ber-Bebi, maka Anda bisa menyuruh si ”Abang” mengaktifkan AC buatan, yang secara otomatis akan diikuti dengan tertutupnya seluruh ruang penumpang dengan kaca kabin. Selanjutnya, Anda bisa bersantai sembari mendengarkan musik, menonton film hingga surfing internet.

Tentang keamanan? Tenang saja. Ada instrumen rem cakram plus ABBS (Auto Becak Braking System) yang membuat pengereman mendadak menjadi terasa lebih nyaman.

Namun demikian, kedisiplinan tetap menjadi tuntutan di masa depan. Jika sekarang Anda bisa berbecak bersama 2 atau 3 teman Anda sekaligus, nantinya Bebi memberlakukan aturan ketat : maksimal 2 orang! Kenapa? Tak lain tak bukan, demi optimalisasi kerja 4 titik airbag apabila terjadi kecelakaan! Airbag itu sendiri terdapat di kanan kiri penumpang, di bagian tengah, dan yang terbesar di depan penumpang, yang akan keluar secara otomatis melalui kolong roda! Wow!

Contoh kedua, adalah AMUER, yang akan diperkenalkan di tahu 2030. Launching produk ini akan dilakukan di padang gurun Gunung Bromo, Jawa Timur.

Ketika seluruh undangan hadir ke sana, yang terlihat tak lebih dari perumahan biasa. Bentuknya seperti rumah saat ini, kotak, berwarna putih. Selintas, tak ada yang istimewa.

Puncak pengenalan produk adalah manakala pimpinan kontraktor AMUER berteriak, ”Emergency! Emergency! Disaster will coming...!!!

Apa yang terjadi? Tiba-tiba, seluruh rumah di perumahan AMUER bangkit berdiri, mengeluarkan dua kaki, lalu serentak berlarian menuju sebuah lokasi yang telah ditetapkan sebagai sebuah zona nyaman!

Lokasi awal perumahan kembali berubah menjadi padang kosong, dan rumah-rumah AMUER itu telah kembali ”duduk” di lokasi yang baru. Lagi-lagi, wow!

Kata Benny, janganlah kaget bila suatu ketika, di layar TV Anda tampak rumah-rumah yang berlarian untuk menghindari kejaran tsunami di daerahnya! Hahaha!

AMUER sendiri, memang merupakan singkatan dari Automatic Moving Urban for Emergency Rescue. Pantesan...

***

Begitulah. Inovasi-inovasi produk apapun di muka bumi ini, sesungguhnya lebih sering merupakan aktualisasi imaji dibanding inovasi berbasis tuntutan kebutuhan manusia itu sendiri. Lihatlah sekeliling kita, maka kata-kata itu akan terbukti.

Mau digolongkan ke buku apakah buku Benny ini? Buku ”serius”, atau buku ”main-main”?

Secara tegas saya katakan, ini buku serius! Karena sangat mungkin, semua itu akan benar-benar menjelma dalam beberapa puluh tahun mendatang.

Naif-kah? Utopis-kah? Tidak, kata saya.
Dengarkan juga kata Albert Enstein, ”Imajinasi itu lebih penting daripada ilmu pengetahuan!

Ya, imajinasi itulah yang justru seringkali menciptakan ilmu dan pengetahuan baru untuk kita. Ketika seorang Enstein yang ilmuwan saja meyakini itu, apalagi kita yang saat ini –mungkin– masih menjadi ”orang biasa”?

***

Kalaupun ada kritik, mungkin saya sedikit menyayangkan concept design yang kendati detil, tapi digambarkan secara terlampau sederhana. Hari gini, mestinya banyak program komputer yang bisa memperjelas konsep tersebut. Namun saya menduga, ini memang kesengajaan yang diciptakan untuk membuktikan orisinalitas ide Benny. Dus, kalau itu tujuannya, maka kritik barusan tidak berlaku, dan bahkan ganti mendukung.

Namun, kalau itu terjadi lantaran kesulitan animasi ataupun ketergesaan untuk naik cetak, sangat disayangkan.

***

Akhirnya, saya tidak sabar untuk menunggu tahun-tahun inovasi yang disebutkan Benny, untuk membuktikan bahwa keliaran imajinasi itu bisa mewujud dalam kenyataan! Insya Allah Tuhan memberikan saya umur panjang untuk harapan ini. Amien...



Salam buku,

Fajar S Pramono

0 komentar: