Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

YANG MUDA, YANG BERKUALITAS


"Caleg Muda (Harus) Menjawab Harapan Rakyat". Begitu salah satu judul tulisan di Harian Jurnal Nasional, 8 September 2008.

Bukan apa-apa. Sepintas, tak ada yang salah memang, dari kalimat itu.

Tapi, saya "menggugat". Kenapa harus calon legislatif (caleg) muda yang harus diberi catatan seperti itu?

Apakah caleg-caleg tua(baik yang pernah atau mantan anggota legislatif, yang sedang menjabat, ataupun yang belum pernah) sudah berkategori (calon) legislatif yang baik? Kenapa hanya caleg muda yang dipertanyakan?

Trus, kenapa musti ada kata "harus" bertanda kurung di judul itu? Kalau memang diyakini mampu --semisal dari anggota legislatif muda yang pernah ada--, katakan saja dong : caleg muda menjawab harapan rakyat. Atau bahkan : caleg muda mampu menjawab harapan rakyat.

Kalau memang itu tuntutan, ya sudah. Katakan saja secara lugas : caleg muda harus menjawab harapan rakyat. Gitu aja. Nggak usah pakai tanda kurung.

Saya kok merasa, orang muda ini sangat diragukan kemampuannya. Apa memang tak ada, anak muda yang berkualitas sama, atau bahkan lebih, dari para senior dari segi umur itu?

Banyak bidang kehidupan yang sudah membuktikan, bahwa muda tak bisa diidentikkan dengan keminiman kualitas. Bidang politik apalagi. Banyak politisi tua yang bersikap lebih kekanak-kanakan dibanding anak-anak itu sendiri.

Di bidang ekonomi, lihatlah kejelian para ekonom muda dalam melihat fenomena. Moh Luthfi, Chatib Bisri, Faisal Basri, mereka masih muda lho. Praktisi usaha, ada Sandiaga Uno, ada Lihan. Di bidang pendidikan, lihatlah Anies Baswedan. Di bidang keagamaan, ada Aa Gym, Yusuf Mansyur, Uje, dan masih banyak lagi.

Umur tua tak identik dengan senioritas lho. Senioritas itu masalah kemampuan, bukan ke-tua-an. Yang muda, bisa jadi lebih senior dibanding yang tua dalam suatu hal. Karena senior berkelindan dengan kemampuan dan pengalaman. Bukan sekedar lebih lama atau lebih tua. Kalau sudah lama, dari muda sampai tua kemampuannya cuman begitu-begitu terus, dia nggak akan pernah jadi senior....

Itu menurut saya. Kalau menurut Anda berbeda, ya nggak papa. Tinggal posting komentar kan... :)

***

Lho, kok saya jadi uring-uringan sendiri? Ini bulan puasa, man...

Hehe.. maaf. Saya sedang emosi barangkali. Saya sendiri sering bertemu dengan kenyataan, di mana kemampuan diri diragukan hanya karena usia yang masih muda. Sekali lagi, hanya karena usia saya yang masih muda.

Ah! Rupanya ini pengalaman pribadi to...

Ya wis, ini intermezo. Gak usah dianggap serius aja lah.

Dag!


Salam,

Fajar S Pramono


Ilustrasi : www1.istockphoto.com

0 komentar: