Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

KRITIK : PENGAWAL JIWA


Dalam kondisi sedikit kesulitan mengoptimalkan waktu, blog ini menjadi "korban". Hampir seminggu tak "tersentuh" postingan baru. Padahal di dalamnya ada komitmen. Ada janji.

Dalam pada itu (bahasa apa sih ini!? Yang saya tau bahasa para pejabat Orba, hihihi...), banyak "protes" dari kawan-kawan. Setiap ada keingkaran janji, ada Mas Nanang, ada Pak Budi Cahaya, ada Ricky, yang selalu menanyakan. Mengingatkan.

Contohnya, SMS dari Mas Nanang : Kok msh hr "minggu" ini khan sdh hr selasa Mas?

Lebih parah lagi yang ini. Masih dari beliau juga : "jarkoni" tenan iki lha wis dino rebo kok isih dino minggu wae, sajake repote rak ketulungan ki :D

Terjemahan bebasnya : "jarkoni" betul ini. Sudah hari Rabu kok masih tetap hari Minggu, tampaknya repotnya luar biasa nih!

"Jarkoni" sendiri adalah singkatan dari kalimat bahasa Jawa "Isa Ujar Ra Isa Nglakoni". Bisa berujar tapi tak bisa melaksanakannya sendiri.

Hehehe... Saya mungkin orang yang paling cerewet ke Mas Nanang, kalau blog dia terlalu lama tidak di-up date. Padahal juga, saya adalah orang yang mendorongnya menjadi blogger. So kini, semua kata-kata saya "berbalik arah" ke saya.. hehe.

Tapi, bagaimanapun, saya senang. Saya bahagia jika di antara kita saling mendorong untuk kemajuan. Saling memotivasi. Indah sekali.

Saya selalu ingat sebuah quotation, yang lebih kurang berbunyi begini : "(Pemberi) Kritik adalah pengawal jiwa yang bekerja tanpa bayaran." Sayang saya lupa siapa yang bicara itu.

So, tak ada kata lain, selain ucapan terima kasih kepada para "pengawal jiwa" yang telah bersukarela "bekerja" untuk saya. Tanpa dibayar, apalagi. :)

Saya sangat senang, karena keberadaan teman-teman yang seperti inilah yang saya yakini bisa membuat saya semakin maju dan berkembang.

Ocre, Bro? Tetap setia jadi "pengawal jiwa" saya ya! Thanks.


Salam,

Fajar S Pramono


Ilustrasi : indiamos.files.wordpress.com

2 komentar:

Ato mungkin posting nya dibikin mingguan saja Mas??!! kaya majalah Tempo, asal saja jangan seperti majalah Intisari yang terbit bulanan ya.... .
:D

 

Hahaha! Ide yang bagus, Mas! Tapi aku khawatir, jangan-jangan entar orang-orang lebih memilih menunggu postinganku daripada Catatan Pinggir-nya Goenawan Mohammad! Hahaha...

Kalo aku bisa harian, paling-paling yang terancam kan hanya editorial Kompas, Koran Sindo, Media Indonesia, dan Liputan 6 SCTV! Hihihi...

Pokoknya, semaksimal mungkin aku bisa lah. Yg pasti, aku masih ingin terus berkomitmen. OK?

Thanks atensinya.