Apakah saat ini Anda bekerja dalam sebuah perusahaan atau dalam sebuah institusi?
Pernahkah Anda merenung, apakah Anda bekerja karena Anda memang mencintai pekerjaan itu, atau karena semata "mencintai" uang dari pekerjaan Anda?
Artinya, apakah Anda semata bekerja demi uang, dan menafikan tentang kenyamanan atau rasa cinta Anda kepada pekerjaan yang Anda harus lakukan?
Arvan Pradiansyah, dalam bukunya
Cherish Every Moment (2007) mengatakan, ada beberapa "ciri" untuk bisa mengetahui dengan gampang : apakah seseorang bekerja karena cinta, atau sekedar bekerja karena uang.
--pertama--Cobalah jawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaan ini :
- Apakah Anda merasa malas dan berat datang ke kantor?
- Apakah ketika bekerja, Anda sering merasa bahwa waktu berjalan begitu lambat?
- Apakah ketika Anda di kantor, pikiran Anda seringkali "melayang" ke tempat lain?
Jika ya, maka sesungguhnya pekerjaan tersebut sangat tidak menyenangkan bagi Anda.
--kedua--Apakah Anda sering mengeluhkan kondisi pekerjaan Anda kepada orang lain? Jika ya, maka Anda bekerja dengan kategori "terpaksa". Ingat, mengeluh adalah salah satu kecenderungan orang yang tidak bahagia.
--ketiga--Mereka yang tidak bahagia dalam bekerja memiliki bahasa-bahasa jargon yang khas.
Thanks God It's Friday (TGIF), adalah salah satunya. Seolah, Sabtu Minggu adalah "hari kebebasan" buatnya. Hari di mana ia akan terbebas dari belenggu dan tekanan yang besar dalam pekerjaan.
Jargon lainnya :
I don't like Monday, atau
I hate Monday! Ini tak beda dengan
point pertama, di mana
moment "memulai" pekerjaan menjadi sebbuah beban yang amat berat baginya.
Ada juga jargon lain : merasa memiliki
happy hours, yang oleh banyak orang diejawantahkan sebagai "waktu bebas" selepas jam kerja. Jika istilah
happy hours menjadi jargonnya, lantas berarti apakah waktu-waktu yang berjalan dalam jam kerja sebelumnya?
Unhappy hours, bukan?
Itu semua "ciri" yang bisa kita tilik dari alam bawah sadar kita. Jawaban-jawaban atas pertanyaan di atas pun hanya bisa muncul dari aras kejujuran kita.
So, tanyakan jawabannya pada sisi terdalam hati kita.
Lantas, bagaimana jika semua jawaban mengatakan "ya", sementara dengan jujur pula kita akui bahwa kita membutuhkan "sesuatu" (baca : materi/uang) dari pekerjaan itu?
Jawabnya, ada di posting berikutnya.
Tahapan yang penting sekarang adalah : renungkan, dan tanyakan pada kedalaman diri Anda, tentang pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan di atas. Kalau Anda perlu, lakukan berulang-ulang.
OK? Salam,
Fajar S PramonoIlustrasi : a.abcnews.com
2 komentar:
Wewwww.. smua ada di sayah.. 1,2, n 3.. itu dulu.. Thanx God Its Friday (TGIF).. selalu saya sebutin dipfikiran sayah di tiap jumat.. makanya kalo ada kerjaan buat sabtu-minggu---Helllooo.. khan "Thanks God Its Friday".. jadi ga berlaku donk.. hehehe.. jadi bete bete bete aaaahh...
hehehehe.. bt now.. i do Love monday! hehehe
Semangat Pak!!!
Hoho.. masih idup rupanya kau, Rick! Haha.
Yang pasti, kalau saya menulis postingan seperti ini, sangat mungkin itu berkaitan dengan kondisi penulisnya saat ini! Hahaha!
Tapi, bagaimanapun, bukan Fajar S Pramono kalau sampai kehilangan semangat. Percaya kan?
Posting Komentar