Alhamdulillah, kemarin jadi datang ke
Kafe Mata Hari Domus, buat ngikutin acara
Temu Blogger Buku se-Indonesia, Sabtu (17/05).
Seneng, bisa bertemu banyak orang yang selama ini hanya saya kenal di dunia maya secara satu arah, karena memang saya yang suka meng-
update tulisan-tulisan mereka, tanpa mereka kenal saya! Haha!
Beberapa "temuan penting" (maksudnya, orang-orang penting yang sempat ketemu, hehe) dan memang sempat jadi incaran target saya antara lain :
-- Si "Nabi Kegelapan" alias Pengasap Neraka alias Gus Muh alias Muhidin M Dahlan --Ini orang yang saya nilai cukup idealis dalam melakukan aktivitas kesusasteraan dan aktivitas perbukuan. Paras mukanya menyiratkan banyak sekali kegelisahan demi kegelisahan. Obsesi demi obsesi. Pribadi maupun kebangsaan. Ya, banyak sekali!
Karenanya, saya tidak heran manakala seorang karib saya cerita, "Gus Muh itu sering keliatan nggak fokus kalo lagi ngomong tentang sesuatu. Pikirannya (kayaknya) juga sekaligus memikirkan berbagai hal yang 'banyak sekali' itu."
Saya sangat maklum. Banyak sekali 'proyek' yang --kalau dalam penilaian saya-- termasuk proyek-proyek idealisme tadi. Termasuk pembuatan
Program Seabad Kebangkitan Indonesia (100 Buku) dan
Seabad Pergerakan Islam sebelum usianya yang ke-32. Bayangkan!
Senang bisa bertemu beliau langsung, kendati berharap ada semakin banyak waktu untuk bertemu dalam rangka mengobrol lebih jauh. Dari beliau juga saya mendapat undangan untuk datang di acara Peluncuran dan Pengumuman
Penulisan Kronik Kebangkitan Indonesia, yang ditulis hari demi hari dari 1 Jan 1908 - 19 Mei 2008 di tempat yang sama hari ini (20/05).
-- Si Mungil nan ramah Endah Sulwesi, pemilik blog buku www.perca.blogdrive.com --
Ini orang pertama yang kutemui di tengah kesibukannya mempersiapkan acara Sabtu itu. Saya sempat cerita, bagaimana penasarannya saya untuk tahu apakah ia benar-benar memiliki toko buku "Galeri Pustaka Perca" di seberang Tamini Square sebagaimana diceritakan Kurnia Effendi (Kef) dalam cerpen
Cinta Separuh Malam di buku kumpulan cerpen Kef
Burung Kolobri Merah Dadu (2007).
Dalam keramahannya, dia sempet ngakak! Terasa akrab berbincang sebentar dengan dia. Saya pingin ketemu dia, karena saya ingin tahu bagaimana resep menjaga stamina dan energi, di himpitan kesibukannya sebagai redaktur di
Tabloid Mingguan PARLE, aktivis Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik (LPKP), pekerjaan di Gunung Mas, hobby menulis blog, kesukaan kumpul-kumpul di persekutuan K
ubugil (KUtu BUku GILa), dan sebagai kutu buku itu sendiri tentunya. Luar biasa!
-- Cerpenis, esais, dan peresensi Nur Mursidi --Dialah yang memiliki blog www.etalasebuku.blogspot.com. Pertemuan dengannya merupakan sesuatu yang benar-benar tak terduga. Saya tau ternyata dia hadir ketika dia maju sebagai penanya dalam diskusi siang itu. Batin saya, "Oalah, ini to, yang namanya Nur Mursidi."
Bagaimana tidak? Blog yang dia kelola itu adalah salah satu blog yang setiap hari saya
update, dan merupakan salah satu inspirator blog buat saya. Termasuk kenapa saya menulis posting
Menjadi Peresensi sebelum postingan ini. Meskipun jujur saja, saya sempet sebel sama dia karena resensinya yang sama muncul di
Jawapos dan
Koran Sindo secara bersamaan. Sebagai sesama penulis, saya protes! :)
Ternyata dia juga memiliki kesibukan lain, yakni sebagai reporter di Majalah
Hidayah. Saya sudah sampaikan ke beliau, saya mau "meguru" alias berguru pada beliau.
Satu hal lain yang berkesan, keesokan harinya saya mendapat
surprise dari beliau, berupa ulasan tentang buku saya di blognya! Thanks, Bos!
-- Dr. Nova Riyanti Yusuf, dokter, novelis, esais, aktivis partai --Yang ini juga
surprised buat saya. Siapa sangka hari itu bisa bertemu si NoRiYu, salah satu dari penulis domestik yang buku-bukunya masuk dalam deretan koleksi di rak buku saya.
Yang sangat berkesan buat saya adalah, pada saat itu, di tempat itu, saya memang sedang membaca buku
Stranger Than Fiction; Cerita dari Kamar Jaga Malam, yang merupakan buku dia yang baru terbit (2008). Buku itu juga yang menemani saya di tengah 'kesendirian' saya ketika menunggu acara dimulai.
Ketika dia datang di pertengahan acara, saya benar-benar tidak tahu kalau seorang cewek cantik berbaju merah yang datang belakangan itu adalah NoRiYu. Baru ketika si Endah "Yia Yia" Sulwesi menyebut namanya, saya baru ngeh. Lalu kubuka halaman profil penulis di buku yang saya sedang pegang. Saya bandingkan foto yang ada dengan sosok anggun itu. Wuih, persis memang! Hahaha..
Dus, akhirnya nongkronglah tanda tangan dan tulisan tangan NoRiYu di salah satu halaman depan buku yang baru saya beli minggu lalu itu. Keren, plus bonus
direct number dia.
Good lah! Bukan tidak mungkin suatu ketika saya bisa jadi murid kepenulisannya. :)
--
Yach, pertemuan demi pertemuan dengan orang-orang yang menginspirasi, meyakinkan saya bahwa saya akan bisa berbuat 'lebih' dari yang sekarang bisa saya lakukan.
Terus belajar adalah kemutlakan bagi saya. Dari siapapun, dari apapun.
"Kalau ada kesempatan untuk berbuat baik dan sangat baik, kenapa kita hanya ingin dan sudah merasa puas dengan hanya berbuat yang baik saja?", menyitir ungkapan bijak yang diingatkan oleh Pak Pardiman, salah seorang atasan saya, ketika rapat di kantor hari Rabu (14/05) lalu.
Ya, kalau kita memang bisa berbuat 'lebih' dalam arti yang positif, kenapa tidak?
Salam,
Fajar S Pramono