Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

DUKA


Sebuah cinta tertoreh. Bukan tombak. Tapi sembilu.
Sesembilu senyapku. Sekuyu wajah sukmaku.

Tombak meruncing menancap pada sebuah noktah. Tapi sembilu?
Ia merata mencicipi setiap jengkal tanah bernama hati.
Seonggok regosol yang subur bagi lara. Sekepalan latosol legawa bersungai darah.

Ketika lara membuncah. Ketika darah meruah. Segala merah.
Itulah duka.


Cikarang, 02 Desember 2009


Ilustrasi : holis.blogdrive.com

0 komentar: