Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

ANUGERAH KEKUATAN

Saya tertegun membaca tulisan Garin Nugroho dalam Who is God?-nya (2009).

"Tuhan tidak pernah menjanjikan kepada manusia hari-hari tanpa sakit, tertawa tanpa kesedihan, atau kesenangan tanpa tantangan. Tuhan memberikan anugerah berupa kekuatan kepada manusia untuk mengatasi masalahnya," tulis Garin.

Saya pikir, betul.

Ketika bahagia, tertawa, bahkan sehat pun adalah pilihan, maka, anugerah apa yang sebenarnya Tuhan berikan kepada kita?

Kekuatan menghadapi dan mengatasi potensi ketidakbahagiaan, potensi kesedihan, dan potensi rasa sakit! Itu yang Tuhan berikan.

"Potensi" untuk tidak bahagia, "bekal" untuk sedih, dan "bakat" untuk sakit, diberikan kepada semua manusia, sebagaimana Tuhan memberikan semua obyek di luar diri masing-masing manusia untuk kepentingannya. Alam seisinya, makhluk binatang, makhluk tanaman, dan seluruh dzat yang Ia ciptakan, yang bisa dimanfaatkan manusia, diberikan kepada semua kita tanpa kecuali. Pada akhirnya terserah kita, dzat dan anugerah isi alam mana yang akan kita gunakan dan manfaatkan.

Robin Sharma mengatakan : kebahagiaan adalah suatu keadaan yang Anda ciptakan karena pilihan. Kebahagiaan adalah keputusan. Sebuah "tindakan yang dikehendaki".

Artinya, mau bahagia atau tidak, mau tertawa atau tidak, mau merasa sehat atau merasa sakit, itu adalah pilihan. Penerimaan kita atas suatu obyek dan masalah, yang menentukan "rasa" kita.

Nah. Tuhan telah memberikan bekal berupa "kekuatan" itu. Tinggal di mana kita sanggup menggunakan kekuatan itu untuk menghadapi masalah di depan kita. Jika kita menang dan lulus menghadapinya, maka hasil terbaik --bahagia, tertawa dan sehat-- akan menjadi "milik" kita.


Salam,

Fajar S Pramono


Ilustrasi : http://nanpunya.files.wordpress.com

0 komentar: