Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

LALU?


Hujan yang tak kunjung berhenti
pada Jakartaku
yang juga Jakartamu


Genangan air yang mengisi cekungan kota, lalu lintas yang macet, akses antar noktah wilayah yang terhambat, lubang baru lubang lama jalanan yang menganga.

Kendaraan yang kotor menyebalkan, baju yang tak kering dan berbau, angin yang menerjang garang, pohon yang tumbang, tanah yang longsor, panen yang terancam gagal, dan kapal yang karam...

Do'a yang terpanjatkan

Lalu?


Hujan yang tak kunjung berhenti
pada Jakartaku
yang juga Jakartamu


Inilah simbol keberkahan, kesegaran yang menyejukkan, rejeki bagi kami pengasong payung, rahmat bagi kami yang menjual kuah terrebus.

Anugerah bagi kami yang petani, tanaman yang menghijau, polusi yang tersamarkan, keluarga yang terkumpul di rumah, kehangatan antar kawan yang menjalar, acara tivi yang berubah menawan, serta kemerenungan yang tersalurkan...

Syukur yang tersampaikan

Lalu?


***

Segala makna fenomena, ada pada cara memandangnya.


Salam,

Fajar S Pramono


Ilustrasi : http://www.squirrelldesigns.co.uk

0 komentar: