Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

JANGAN RESESI, JANGAN DEPRESI


Entah kenapa, meski hampir genap dua minggu, "ucapan" Bang Rhenald Kasali dalam artikelnya di Kompas (01/12/08) masing terngiang.

"Kalau tetangga kehilangan pekerjaan, itu namanya resesi. Kalau Anda juga kehilangan pekerjaan, itu depresi."

Begitu tulisan salah satu begawan ekonomi itu.

Saya terkesan akan dua kalimat tadi. Lucu, tapi membuat nyinyir perasaan ini. Saya tersenyum, tapi bukan senyum kegelian. Mungkin senyum pembenaran, yang berarti mengiyakan sebuah pesimisme.

Ups, lupa mengingatkan. Tulisan tadi memang paling cocok untuk kami-kami yang TDB alias Tangan Di Bawah (baca : pekerja), dan mungkin kurang tidak cocok bagi Anda yang sudah TDA (Tangan Di Atas alias pengusaha).

Tapi, kalau misalnya --ini misalnya lho, hehe-- itu diganti : "Kalau tetangga terpaksa menutup usaha, itu resesi. Kalau Anda juga terpaksa menutup usaha, itu depresi", bagaimana?

Eits, nggak boleh pesimis, Jar! Apalagi berandai-andai yang enggak-enggak... Apalagi "cari temen" yang bisa diajak depresi! Hehe...

Enggak lah. Kendati mungkin sebentar lagi memang ada salah satu unit usaha yang harus kami tutup, saya enggak depresi kok. Saya tetap optimis. Karena, saya masih punya banyak harapan yang lebih besar dari sekedar yang ada sekarang.

So, mari kita nilai "ucapan" Bang Rhenald di atas sebagai lecutan bagi kita semua, untuk bersama-sama membuktikan, bahwa apa yang disampaikan Bang Rhenald itu tidak akan mewujud dalam kenyataan.

Nggak usah ada resesi, tak perlu juga jadi depresi. Jayalah kita semua! Amien...

Setuju, Kawan?


Salam,

Fajar S Pramono


Ilustrasi : http://i45.photobucket.com

0 komentar: