Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

SAVI APPROACH


SAVI Approach sebenarnya adalah cara belajar. Namun, sebagaimana yang dikatakan Bung Hernowo --sang Pengikat Makna--, "Pendekatan Gaya SAVI" bisa dicontohkan dalam aktivitas membaca buku.

Sebagai berikut :

(S) Somatis = bersifat raga
Membaca, perlu melibatkan fisik kita. Biasakan membaca dalam keadaan rileks. Tidak tegang. Jika ditikam jenuh, hentikan proses membaca. Gerakkan beberapa bagian tubuh untuk menciptakan kondisi santai tadi.

(A) Auditori = bersifat suara
Ketika menemukan kalimat yang sulit dicerna, atau ketika kurang konsentrasi, cobalah membaca dengan suara yang sedikit keras, setidaknya agar telinga kita sendiri bisa mendengarnya. Berdasar pengalaman, ini membantu pemahaman. Cobalah.

(V) Visual = bersifat gambar
Benak kita akan merasa lebih "fun" jika informasi bisa diserap dalam bentuk gambar. Itu kenapa banyak orang suka komik, dan bisa dengan cepat menyelesaikan sekaligus menyerap kisah dalam komik. Diktat yang cukup lengkap dengan ilustrasi juga relatif lebih mudah kita cerna.
Bagaimana jika ilustrasi atau visualisasi dari penerbit sangat minim? Lakukan visualisasi sendiri (proses membayangkan). Gunakan secara maksimal potensi visualisasi yang ada dalam diri kita. Rasanya, tak ada dari kita yang tidak memilikinya.

(I) Intelektual = bersifat merenungkan
Di sinilah proses "mengikat makna" berlangsung. Setelah baca, coba kita renungkan isi bacaan tadi. Coba kita simpulkan. Dalam aktivitas fisik, cobalah memberi catatan setiap selesai membaca buku; entah hanya satu halaman, satu bab, atau satu bagian buku. Dengan kata lain, tulislah apa yang kita peroleh.
So, potensi intelektual ini lekat dengan aktivitas "menulis". So lagi, banggalah para penulis. Banggalah kita yang mau menulis ini, entah itu di kertas tak terpakai, entah itu di diari, entah itu di media massa, dan entah itu di blog... :)


Salam,

Fajar S Pramono

Foto : www.photo.net

0 komentar: