Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

MY BROTHER'S WINNINGS - sebuah loncatan kuantum


--didedikasikan spesial pake telor, untuk Mas Nanang B Setiawan--

Siang ini, saya mendengar sebuah kabar gembira. Kabar gembira, yang sesungguhnya sudah saya yakini akan semakin saya dengar dari "saudara ketemu gedhe" saya, Mas Nanang, ketika saya bertugas di Gresik, Jawa Timur.

Ia adalah praktisi bank, seperti saya. Tapi, tahun ini banyak sekali big and small winnings yang beliau dapatkan.

Pertama, saya mendengar aset propertinya bertambah. Hasil menabung secara gemi nastiti ngati-ati berbuah sebuah rumah kembali. Di sisi lain, tak satupun aset beliau yang "hilang". Luar biasa!

Kedua, beliau mulai berani menulis untuk media massa. Sejak kenal dengan beliau, saya sudah yakin banyak potensi yang terpendam dalam diri beliau.

Saya ingat sekali, sampai-sampai saya merasa harus menyebut namanya sebagai salah seorang "pelaksana" yang layak untuk dipromosikan menjadi seorang "staf" dengan grade jabatan yang lebih tinggi, sewaktu saya mengikuti assesment untuk promosi saya menjadi manajer. Saya ceritakan tentang beliau di hadapan tiga orang penguji saya. Saya ceritakan kenapa saya menjadikannya salah satu "guru" ketika saya menjadi seorang account officer di Gresik.

Tentang menulis, tak kurang dari empat artikelnya dimuat Harian Surya --salah satu koran terbesar di Jawa Timur--. Sampai saat ini pun, beliau tetap menulis, kendati beberapa kali saya mendengar keluhannya tentang kenapa tulisannya cukup lama tak termuat lagi. "Tenang saja, Mas. Sebentar lagi tulisan Mas Nanang akan muncul kembali!"

Ketiga, mindset-nya yang selama ini hanya berkutat sebagai employee, telah bergeser ke arah business owner. Ya, tahun ini beliau dan istrinya telah membuka sebuah usaha jasa penyediaan baju adat di rumahnya! Dan hasilnya, kata beliau, "Alhamdulillah.. laris manis, Mas!"

Keempat, beliau yang gemar belajar semakin "melek teknologi". Dimulai dari rajin YM (Yahoo Messenger)-an, dan saat ini beliau telah mendirikan sebuah blog!

Eits, jangan sinis tentang teknologi yang mungkin bagi sebagian orang sangat sepele ini. Saya memiliki address di YM karena "kompor" yang dinyalakannya untuk menyengat saya. Artinya, kalau Anda sinis, maka saya lebih layak untuk di-sinis-i. Bukan begitu? :)

Tentang blog, sebaliknya. "Kompor" saya yang saya nyalakan ke arahnya, sehingga beliau akhirnya menjadi seorang blogger aktif. Blognya dapat Anda buka dari daftar link yang ada di blog saya.

Kelima, hari ini, beliau mengaku sangat bahagia, karena beliau diterima sebagai salah satu dosen di Universitas Muhammadiyah Gresik, yang diijinkan mengajar hanya di hari Sabtu, di mana pekerjaan utamanya sebagai bankir sedang "off" alias libur.

Ini lebih luar biasa bagi saya. Saya ingat, salah satu yang saya inginkan pada waktu lulus kuliah, adalah menjadi staf pengajar perguruan tinggi. Tapi ah, ternyata, itu rejekinya Mas Nanang! Selamat ya, Cak!

Saya juga ingat, beberapa kali beliau menelpon menjelang tahap-tahap test yang akan beliau lalui untuk menjadi dosen. Di mana saya selalu mengatakan, "Pasti bisa, Mas!". Dan syukurlah, semua upaya dan do'a itu terkabul. Sekali lagi, selamat, Mas!

Sidang pembaca, saya menceritakan ini bukan tanpa tujuan. Salah satu yang pasti adalah : tak ada yang tak bisa jika kita memang mau berusaha.

Henry Ford selalu bilang : tak ada yang salah, apakah kamu mengatakan bisa, ataupun tidak bisa.

Pintu untuk "bisa" atau "tidak bisa", salah satu kuncinya ada di kita sendiri. Kunci satunya ada di Yang Maha Segala. Allah SWT. Tuhan YME.

Jika kita yakin akan bisa, Insya Allah, jalan menuju keberhasilan akan ditunjukkan oleh-Nya.

Saya rasa, pada kesempatan ini saya harus menyitir kata-kata Mario Teguh : "Pintu kesempatan tidak terbuka begitu saja. Pintu itu hanya menjadi tak terkunci. Soal membukanya atau tidak, adalah keputusan Anda."

So, buat Mas Nanang, saya pasti akan semakin sering mendengar keberhasilan demi keberhasilan dari Mas Nanang.

Semoga mengilhami dan menginspirasi kami semua. Amien.


Salam,

Fajar S Pramono

Foto : busyguyfitclub.com

2 komentar:

Subhanallah.....
Panjenengan terlalu menyanjung saya sangat tinggi, saya takut.

Mas, tolong di "delete" saja.

Mohon maaf saya malu!

 

Mboten, Mas.

Semua winnings, kecil ataupun besar, harus disyukuri. Tak ada unsur untuk "riya'" di sana.
Semua itu, semata karena apa yang terjadi pada Mas Nanang merupakan sesuatu yang sangat inspiratif bagi kami. Dan saya benar-benar ikut senang. Swear!
Sangat saya kalau tidak "diikat" hikmahnya.

So, "protes" tidak diterima, hehe..

Percaya aku, Mas. Ini do'a dari kami semua. OK?


Salam sukses,

Fajar S Pramono