Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

KUR, KUR, KUUUUR....!!!


Untuk siapa dan dalam rangka apa KUR alias Kredit Usaha Rakyat diluncurkan?

Ya, KUR memang diluncurkan untuk para pengusaha UKM yang usahanya feasible, tapi belum bankable. Artinya, usahanya layak dibiayai, namun terkendala masalah bank teknis.

Apa saja kendala bank teknis itu? Misalnya, usaha yang belum berusia lebih dari 2 tahun. Kemudian, ketiadaan atau kurangnya agunan tambahan. Kemudian lagi, belum terpenuhinya aspek legalitas alias perijinan.

Dalam rangka apa sih, KUR diluncurkan? Pastinya, dalam rangka mengakomodasi kebutuhan permodalan bagi para pelaku UKM tadi, supaya bisa "tersentuh" oleh pembiayaan dari lembaga perbankan.

Memang, ada beberapa agenda atau misi yang terselip di belakang peluncuran KUR oleh Presiden SBY ini. Salah satunya, dari adanya pembatasan plafond maksimal. Yakni, maksimal 500 juta rupiah.

Kenapa? Karena salah satu misi peluncuran produk KUR ini adalah untuk pemerataan. Semakin "kecil" plafond maksimalnya, diharapkan semakin banyak pelaku UKM yang bisa "disentuh" tadi. Ini juga terkait dengan dana APBN yang disalurkan kepada lembaga penjamin kredit sebagai pendukung dari coverage agunan.

Nah, masalahnya, belakangan ini, saya semakin sering menerima pengajuan KUR dari mereka yang feasible sekaligus bankable.

Ada nasabah yang sudah mendapat kredit em-em-an alias milyaran rupiah di bank lain, maunya minta KUR juga. Maunya dapat tambahan, dengan persyaratan minimal.

Ada yang punya aset banyak, legalitas oke, usaha bagus, tapi hanya mau jika dikasih KUR. Intinya, karena ia keberatan "menitipkan" asetnya untuk agunan.

Ada yang "pura-pura miskin". Ada yang sok "oon". Ada juga yang terus terang.

Dari sudut pandang pengusaha, KUR ini memang penuh "kemudahan".

Bukan apa-apa. Tapi, kalau itu yang terjadi, mau dikemanakan tujuan dan misi peluncuran KUR ini?

Sebagai pengusaha yang feasible dan bankable, mestinya kita "bersyukur". Sebagai pelaku bisnis yang baik, mestinya tidak keberatan, kalau pengusaha yang lain juga bisa maju. Sebagai warga negara dan bagian bangsa Indonesia, mestinya bangga, kalau semakin banyak pengusaha UKM yang mampu berkembang.

"Mengaku" sebagai pengusaha yang feasible sekaligus bankable, juga merupakan bentuk syukur kita kepada Sang Pemberi Hidup. Pada Allah SWT. Pada Tuhan Yang Maha Esa. Kalau pada kelanjutannya kita justru seolah "mengingkari" kesuksesan itu, bisa-bisa --ini bukan mendo'akan, hehe-- nanti kita "kualat", trus jadi kurang sukses lagi....

Intinya, mari kita sadari bersama. KUR ini untuk siapa, dan dalam rangka apa.
Beri kesempatan untuk semua. Mari maju bersama. Untuk kita, untuk Indonesia.

Oke, Bro?



Salam,

Fajar S Pramono

4 komentar:

tumben cuma 1 posting-an Mas.......?

 

Hehe.. tadi pagi buru-buru, Mas!

Sebagai sekretaris Agustusan, tadi pagi aku harus memburu tandatangan Ketua Panitia dan Pak Erte... hehe.

Pinginne sih "ngamuk" kayak Sampeyan itu, nulis akeh sekalian... :)

 

Yo wis, ok juga mas!

 

Mas Agung, thanks sdh mampir.


Salam kenal,

Fajar S Pramono