Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

FRESH








Tuh kan... Alhamdulillah.
Berangkat dari niat baik, Allah selalu bersedia memberi berkah dan kebahagiaan.

Ya. Pada akhirnya, hari Minggu kemarin (29/06), saya benar-benar membatalkan acara ke Pesta Buku Jakarta 2008. Bukan karena kapok (baca posting sebelumnya : Anti Klimaks), tapi lebih karena niat membahagiakan keluarga besar (baca juga posting : "Gangguan" yang "Menyenangkan").

Pagi sampai siang, kami bergembira, karena bisa bersilaturahim dengan keluarga "adik dari bapak mertua" yang selama ini bertugas di Papua, dan sangat jarang bisa bersua. Kebetulan, per tanggal 30 Juni ini beliau pindah tugas ke Jakarta.

Di tempat tinggal beliau, kami sekaligus juga bisa bertemu keluarga sepupu dari istri, yang meskipun sudah lama hijrah ke Jakarta, namun baru bertemu dua kali sepanjang satu satengah tahun ke belakang.

Rame, semua senang.

Menjelang sore, kami jalan ke Ancol. Sebagian ke Gelanggang Samudra 4D, sebagian ke Sea World. Sengaja kami nggak ke Dufan, karena sebagian rombongan masih "di bawah umur" dan "di bawah tinggi badan minimal", yang banyak dipersyaratkan di anjungan-anjungan rekreatif di dalam Dunia Fantasi.

Dari situ, kami menyeberang ke Atlantis. Itu sebenarnya tujuan kami. Dan, seperti kami duga, di situ semua bergembira. Hampir semuanya "basah". Termasuk saya, bahkan mertua! Kalau tak percaya, lihat foto! Hmm... itu foto saya, anak saya yang pertama (cewek berbaju renang pink), tiga keponakan, dan satu bapak mertua! Hehe.. emang berapa bapak mertuanya?

Anak saya yang kedua, yang belum genap 2 tahun umurnya, tak mau ketinggalan. Ia pun "renang" dengan gayanya sendiri.

Jam 19.00, kami keluar Atlantis, dan pindah ke "dunia balon" Bouncy Town di depannya. Melompat-lompat, berperosotan, menjatuhkan diri di atas bola gas, menciptakan kehangatan tubuh anak-anak dan keponakan.

Yang paling membahagiakan dari semua itu, adalah melihat semuanya senang. Terlebih lagi anak-anak dan keponakan. Masa kecil yang indah memang sebaiknya tak ditinggalkan, karena itu sangat berbekas dalam memori, dan turut menentukan arah mereka ke depan. Kegembiraan, rasa semangat dan sejenisnya, tentu merupakan unsur yang baik untuk perkembangan diri mereka.

Sampai di rumah menjelang pukul 21.00, Alhamdulillah semua sehat. Tak terlihat ada yang kecapekan.

Menjelang tidur, saya kembali mengucap syukur. Kebahagiaan di hari Minggu ini, tak akan tercecap oleh saya (dan mungkin mereka dan beliau juga), jika saja saya lebih mementingkan "ego" untuk jalan sendiri ke Pesta Buku. Haha!

Ini juga "evaluasi" bagi diri saya sendiri, yang seringkali "mengorbankan" keluarga demi "ego-ego" diri lainnya.

Itulah salah satu hikmah. Hikmah lain : hari ini saya merasa sangat fresh, dan siap bekerja kembali, dengan semangat yang lebih baik! Amien...


Salam,

Fajar S Pramono

Notes : kalau ada yang belum tau istri saya, itu lho : cewek cantik yang (maaf) belum pake jilbab di dalam rombongan Kethoprak Mataram yang berpose bareng-bareng di depan Sea World. :)

0 komentar: