Banker on Writing

Ketika menulis adalah kebutuhan : katarsis, belajar dan berbagi

BUKU KEDUA, INSYA ALLAH


Kalau pagi ini tema posting saya seputar rencana buku saya yang ke-2, tentu ini bukan mau “bersaing” ama posting-an Jendral TDA, Uda Roni, kemaren. Hehe…

Tapi, begitulah. Cerita tentang buku ini, memang memiliki beberapa “kesamaan” dengan cerita Uda Roni.

Pertama, tentang penerbit. Tulisan-tulisan kami ternyata akan diterbitkan oleh penerbit yang sama. Seorang praktisi media, yang memang sebelumnya sudah menerbitkan sejumlah buku : Mas Isdiyanto.

Di TDA dan komunitas wirausaha lainnya, siapa sih, yang tidak kenal Mas Is?

Kedua, tentang rencana awal. Seingat saya, sekitar awal Februari 2008 lalu saya dihubungi oleh Mas Is, yang menyatakan keinginan beliau untuk membukukan tulisan-tulisan saya. Tanggal persisnya saya lupa, namun saya ingat sekali, waktunya tak beda jauh dengan posting-a Uda Roni tentang rencana Mas Is membukukan tulisan-tulisan dari blog Uda Roni.

Artinya, rencana Mas Is untuk membukukan ”karya-karya” kami datang pada waktu yang sama. Dan belakangan baru saya tahu, Mas Is memang berencana membuat buku dari 4 orang kawan : Uda Roni, Anne Ahira, Mas Fauzi Rahmanto dan saya. Tentang rencana ini –kata beliau di telpon– sudah di-posting di media maya-nya TDA.

Ketiga, tentang materi. ”Bakal” isi buku Uda Roni dan saya sama-sama merupakan kumpulan tulisan. Hanya, kalau materi buku Uda Roni diambil dari ribuan coretannya di “Business and Beyond by Badroni Yuzirman”, rencana materi buku saya akan diambil dari artikel-artikel saya yang muncul di media cetak. Dan untuk menjadi buku, saya harus menambahkan beberapa judul baru, untuk mengejar keluasan konten sebuah buku.

Keempat, rencana peluncurannya. Direncanakan, buku saya juga bisa terbit di bulan Agustus 2008 ini. Bareng dengan buku Mas Roni? Insya Allah tidak, karena masing-masing buku punya karakteristik yang berbeda, yang justru akan sangat bagus bila diluncurkan dalam waktu dan audiens yang sedikit berbeda. Rencana Mas Is, hanya berbeda minggu. Kalau tentang ini, saya yakin seratus persen, ”syaraf kreatif” dan insting Mas Is akan membuat masing-masing peluncuran buku itu menjadi lebih pas dan mengenai sasaran, sesuai dengan target market masing-masing bukunya.

***

Pertemuan dengan Mas Is, bagi saya memang sangat membawa berkah. Jika ”kebangkitan” menulis dan ”come back”-nya saya menulis artikel di media massa di-leverage oleh Mas Eben Ezer Siadari (Majalah DUIT!) pada satu bulan pertama saya hijrah ke Jakarta (Januari 2007), maka ”keberhasilan” saya menulis buku banyak di-leverage oleh Mas Is. Ini terjadi pada bulan kedua saya di Jakarta (Februari 2007). Pada saat itu saya berkesempatan mengikuti sebuah workshop kepenulisan, di mana di situ saya kenal Mas Is. Waktu itu, beliau menjadi pembicara bersama Masbukhin Pradhana, Johannes Wijaya, Mas Achmad Ghozali, Mas Didik Darmanto dan Eni Kusuma.

Bermula dengan menceritakan keinginan saya menulis buku ke Mas Is dan Mas Didik saat jeda santai, saya ”menemukan” penerbit yang bersedia mewujudkan keinginan saya. Penerbit itu tak lain dan tak bukan adalah Action Publishing, sebuah self publishing milik Mas Didik Darmanto sendiri.

Dalam lanjutan komunikasi dengan Mas Is sendiri, saya memasukkan ”lamaran” untuk menulis di Majalah Wirausaha & Keuangan (WK) yang dikomandoinya. Saya ajukan sebuah konsep penulisan yang khas untuk WK. Saya ingat, saat itu saya membuat 4 buah contoh artikel, plus menceritakan ”sepak terjang” saya menulis di media selama ini.

Alhamdulillah, keempatnya ”...memenuhi syarat dan layak muat, Mas!” kata Mas Is di seberang telepon.

Nah, itulah sebuah ”riwayat”, hingga Alhamdulillah, pada akhirnya saya diberi kesempatan mengisi secara rutin rubrik 'edukasi perbankan' (spesialisasi seputar kredit usaha) di majalah itu. Sampai sekarang.

***

Kelihatan serba kebetulan dan 'gampang' ya? Tampaknya iya. Tapi, kalau kita sudah belajar tentang Hukum Ketertarikan alias LoA, tentu itu ”bukan kebetulan”. Sesuatu yang tampak sebagai kebetulan, tetaplah hasil dari usaha yang sudah kita lakukan.

Contoh, keikutsertaan saya di workshop kepenulisan itu adalah kali pertama saya merelakan diri untuk tidak pulang ke Solo di akhir pekan, semenjak saya pindah tugas dari Medan ke Jakarta pada akhir Desember 2006. Sebelumnya, Sabtu dan Minggu saya selalu ada di Solo, melepas rindu dengan keluarga, yang saat itu saya “titipkan” di Solo sembari menunggu kesiapan rumah dinas yang saya tempati sekarang.

Apa yang terjadi jika pada saat itu saya tidak mau “berkorban” untuk tidak pulang, dan lebih mementingkan keinginan bertemu dengan keluarga di Solo? Jawabannya : mungkin saat ini saya belum kenal Mas Is, Mas Didik, dll; plus belum tentu saya berhasil menerbitkan buku. Padahal, menulis buku dan artikel di media massa adalah obsesi saya sejak lama.

Intinya, kalau pada waktu itu saya tidak “berbuat” ke arah perwujudan obsesi, apakah mungkin ada hasil seperti sekarang? Tidak. So, semua itu bukan kebetulan.

LoA juga yang membawa saya berani (baca : nekat) menunjukkan outline bakal buku saya ke Mas Didik saat itu juga. Padahal, outline buku itu hanya saya ketik di communicator saya, dan sama sekali belum saya kembangkan dalam bentuk tulisan lengkap. Tapi, Mas Didik merasa tertarik dan pada akhirnya bercerita, bahwa beliau memiliki sebuah self publishing, dan meminta saya menunjukkan hasil pengembangan outline itu ke beliau.

***

Bermula dari usaha dan ”pengorbanan” kecil, semua ini bisa terjadi. Bagaimana jika kita bersedia berusaha lebih giat dan berani “berkorban” yang lebih besar? Insya Allah, lebih banyak yang bisa terjadi.

Obsesi. Keinginan. Itu semua yang membuat kita ”bergerak”. Gerakan itu yang membuat kita, pada akhirnya, menemukan ”jalan terang”. Jalan terang itu membuat kita bersemangat. Semangat membuat kita kreatif dan memiliki tenaga ”ekstra” dalam mewujudkannya. Dengan kreatifitas dan kerja keras, Insya Allah, kesuksesan menjadi ganjarannya.

Bukankah demikian?

Begitulah. So, mari berkeinginan. Mari berobsesi, agar kita mau bergerak, menemukan jalan terang, terus bersemangat, selalu berpikir kreatif, dan senantiasa memiliki energi untuk mewujudkannya.

***

Wah, cerita santai saya tentang rencana buku ke-2, jadi bergeser kepada masalah serius tentang LoA dan motivasi. Yach, mohon maaf saja? :)

Yang terpenting, apapun itu, semoga bisa bermanfaat. Bukan begitu?


Salam sukses,

Fajar S Pramono

Note : foto di atas adalah foto saat "peluncuran" buku pertama saya di kantor.

2 komentar:

kapan nih buku keduanya beredar di pasaran???

 

Insya Allah di September-nya.

Masih tentang "ngutang di bank", hahah... masih tertarik untuk baca? :)

Memang telat dari rencana. Klo taon lalu, momentumnya pas dg Pesta Buku Jakarta 07, so bisa dpt kesempatan bedah buku di panggung utama acara itu.

Klo boleh jujur, Mas. Yang aku inginkan : bisa nulis sastra! Itu.... doain ya!